Kamis, 22 April 2010

Kandungan Cinta Dalam Ukhuwwah Kita


Perasaan cinta adalah fitrah manusia. Tak heran apabila sepanjang hidupnya manusia tidak bisa terlepas dari perkara tersebut. Cinta adalah warna dunia. Dan cinta yang tulus, murni terlahir dari dasar hati yang paling dalam, bukan niscaya bisa menyelamatkan manusia dari jilatan api neraka.

Cinta yang tulus dan hakiki berlandaskan cinta kepada Allah. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda : "Ada tiga perkara yang barangsiapa dalam dirinya terdapat ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tidak lain hanya karena Allah; dan enggan kembali pada kekafiran setelah diselamatkan Allah, sebagaimana dia tidak ingin kalau tubuhnya dicampakkan ke dalam kobaran api." (Al Jamius Shahih, H.R. Bukhari-Muslim).




Persaudaraan adalah buah akhlaqul karimah, dan tafarruq (perselisihan) adalah buah dari kerendahan pekerti. Akhlak yang bagus membuahkan rasa saling cinta, saling sayang, dan saling memberikan manfaat. Itulah sebabnya, cinta melahirkan ukhuwwah. Ukhuwwah yang telah dimanifestasikan begitu syahdu melalui kisah persahabatan Bilal, Amar dan Zaid, atau Umar, Ali dan Utsman, yang bersanding dan saling mencintai karena Allah. Kasih sayang diantara mereka merupakan gambaran janin ukhuwwah yang terkandung dalam perut iman, terlahir dari ibu yang bernama 'iman'.
Ukhuwwah berarti bersatunya hati-hati yang ruhnya terikat dengan ikatan akidah. Tak heran pabila persaudaraan merupakan salah satu bentuk keimanan yang terikat oleh akidah yang amat kuat. Sedang perpecahannya adalah gambaran kekufuran, yang menempatkan keimanan dan kasih sayang dalam tempat yang hina. Oleh karena itu, manusia yang benar fikrahnya adalah manusia yang melihat saudaranya lebih utama dibanding dirinya sendiri. Jika perkara ini terjadi, ukhuwwah akan terasa sangat indah, nikmat, dan manis.

***
Persaudaraan dan saling mencintai kerana Allah adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam agama kita. Siapapun yang berupaya mewujudkannya, tiada hadiah lain baginya kecuali surga. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa bersaudara dengan seseorang kerana Allah, maka Allah mengangkatnya satu darjat di surga, yang tidak didapatnya dengan sesuatu amalan lainnya."

Ibnu Jarir pun meriwayatkan sabda Rasulullah SAW dari Ibnu 'Abbas ra., ia berkata, "Barangsiapa mencintai seseorang karena Allah, membenci seseorang karena Allah, membela seseorang karena Allah, dan memusuhi seseorang karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan dari Allah akan mudah diperolehnya. Seorang hamba tidak akan menemukan nikmatnya iman, sekalipun banyak shalat dan shaum, sehingga dia bersikap demikian. Persahabatan diantara manusia pada umumnya didasarkan atas kepentingan dunia, namun perkara itu tidak berguna sedikitpun bagi 
mereka."
***
Cinta seorang Mukmin adalah kekuatan. Ia bagaikan perekat yang mengikat batu kokoh kaum muslimin, dalam sebuah bangunan yang kukuh dan tidak mudah roboh. Allah Swt. Berfirman : " Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara."(Q.S Al-Hujurat : 10)

Sementara itu, Rasulullah SAW bersabda, "Mukmin yang satu terhadap Mukmin yang lain itu bagaikan bangunan yang mengikat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya." (H.R. Muttafaqun 'Alaih)

Persaudaraan Islam bukanlah masalah sampingan dalam agama Islam, ia merupakan salah satu prinsip dasar yang menyertai syahadah (persaksian) terhadap keesaan Allah dan kesaksian terhadap kerasulan Muhammad SAW. Persaudaraan merupakan buah dan konsekuensi keimanan yang amat sangat indah. Karena itu, kita harus sama-sama yakin bahwa keindahan-Nya qadim. Keagungan-Nya tinggi. Kekuasaan dan penguasaan-Nya Maha Dahsyat. Keindahan-Nya berpadu dengan kemuliaan. Keagungan-Nya berpadu dengan keluhuran. Kebesaran-Nya tidak pernah berakhir. Keindahan-Nya mempesona hati. Keagungan-Nya meningkatkan cinta. Sungguh, tiada cinta yang hakiki kecuali cinta-Nya kepada kita sebagai makhluk-Nya, dan cinta kita kepada-Nya. Adakah kita sadar akan semua itu ? Wallahu a'lam bish shawab.
http://www.cybermq.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar